Tuesday, 14 April 2015

BPJS atau Asuransi Kesehatan ya?

Hasil gambar untuk bpjs kesehatan

Kehadiran BPJS yang digadang bakal mengasuransikan seluruh masyarakat Indonesia sesuai amanat UU BPJS Kesehatan. BPJS sendiri dalam prakteknya menawarkan perlindungan memadai dengan biaya premi murah. Lalu, apakah masih perlu punya asuransi kesehatan swasta?’ Menurut Rio Quiserto (Duwitmu.com), untuk menjawab pertanyaan tersebut masyarakat perlu mempertimbangkan beberapa perbedaan antara BPJS dan asuransi kesehatan swasta sebagai berikut:

#1 Rumah Sakit
BPJS hanya bisa digunakan di rumah sakit yang sudah kerjasama. Rumah sakit swasta banyak yang belum kerjasama dengan BPJS. Kalau tidak kerjasama, peserta tidak bisa menggunakan jaminan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Memang untuk kondisi gawat darurat, BPJS memperbolehkan perawatan di rumah sakit yang belum kerjasama. Setelah kondisi gawat darurat diatasi, peserta akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS. Tentu saja, kriteria gawat darurat dari BPJS harus dipenuhi.
Ini berbeda dengan asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan pada dasarnya menerima klaim dari semua rumah sakit, termasuk yang belum kerjasama. Bedanya, kalau belum kerjasama, pembayaran klaim dilakukan cara reimbursement (peserta membayar duluan), sedangkan yang sudah kerjasama, pembayaran cukup dengan kartu (cashless).

#2 Sistem Berobat
Dalam BPJS berlaku sistem rujukan berjenjang. Peserta harus datang dulu ke fasilitas kesehatan (faskes I) tingkat pertama, yaitu puskesmas, klinik atau dokter keluarga, yang sudah ditunjuk oleh BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama mendiagnosa dan memberikan rujukan kepada peserta untuk ke rumah sakit yang kerjasama dengan BPJS.
Keputusan rujukan sepenuhnya ditangan faskes tingkat I. Bukan di tangan peserta. Walaupun peserta ingin dirujuk ke rumah sakit tertentu, mungkin karena langganan dengan dokternya, selama fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak memberikan, maka tidak bisa.
Dalam asuransi kesehatan tidak ada sistem rujukan berjenjang. Peserta bisa langsung ke rumah sakit mana saja untuk rawat inap. Prosesnya jauh lebih sederhana dan cepat.

#3 Besarnya Iuran
Dibandingkan premi asuransi kesehatan swasta, iuran BPJS sangat murah, maksimm sekitar Rp60 ribu per bulan per orang.
Sementara premi asuransi kesehatan murni (tanpa investasi, premi hangus) paling tidak tarifnya Rp 300 sd Rp 500 rb per orang per bulan. Apalagi kalau asuransi yang digabung dengan investasi (unit link), preminya bisa lebih mahal lagi, bisa 800 sd 1 juta per orang per bulan.
Premi BPJS berlaku tarif yang sama untuk semua umur, jenis kelamin serta status merokok. Ini berbeda dengan asuransi kesehatan. Dalam asuransi kesehatan, semakin tua umur, premi akan makin mahal. Ada pula perbedaan premi antara laki dan perempuan serta status merokok.

#4 Pre – Existing Condition
Jika punya penyakit bawaan (pre-exisiting condition), apa penyakit tersebut ditanggung oleh asuransi?Tidak.
Sementara asuransi kesehatan tidak serta merta mau menanggung penyakit bawaan. Mereka biasanya mencari  jalan tengah, yaitu menerima pre-exisiting condition dengan syarat baru ditanggung 2 tahun sejak masuk sebagai peserta asuransi.
Bagaimana BPJS?
BPJS tidak mengenal pre-existing condition. Semua penyakit ditanggung, termasuk penyakit yang sudah ada sebelum peserta bergabung dengan BPJS. Karena itulah BPJS tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan (medical check up) saat pendaftaran BPJS.

#5 Manfaat Kesehatan
Selain rawat inap, BPJS menyediakan manfaat rawat jalan, kehamilan dan melahirkan, dan optik. Bahkan persalinan dengan operasi caesar ditanggung oleh BPJS.
Umumnya, asuransi kesehatan hanya menyediakan rawat inap. Kalaupun ada yang memberikan tambahan fasilitas, preminya selangit. Misalnya, asuransi kesehatan yang menyediakan rawat jalan, tidak mengganti 100%, karena nasabah harus membayar sendiri sebagian biaya.

Kesimpulan

Setelah melihat perbandingan ini, kita melihat bahwa BPJS dan asuransi kesehatan swasta memiliki kelebihan sendiri. Ada beberapa opsi yang bisa dipilih.
1 - BPJS + Asuransi Kesehatan. Idealnya punya BPJS dan Asuransi Kesehatan. Keduanya saling melengkapi. Namun pilihan ini tentu mengakibatkan biaya asuransi keluarga menjadi lebih mahal.
2 - Asuransi Kesehatan. Kecepatan, kemudahan dan fleksibilitas  itu yang utama dalam proses berobat. Keterbatasan pilihan rumah sakit merupakan kendala serius buat saya karena pindah dokter tidak mudah. Makanya, asuransi kesehatan dipilih.
3 - BPJS. Jika budgetnya terbatas, karena premi asuransi kesehatan yang mahal, BPJS adalah pilihannya. Memiliki jaminan kesehatan adalah hal wajib karena biaya berobat yang mahal dan semakin mahal. Harapannya proses di BPJS bisa semakin baik.



Thursday, 9 April 2015

Bijak Mengelola Pengeluaran


Bagaimana caranya mengelola pengeluaran? 
Yang harus Anda lakukan adalah mencatat semua pengeluaran Anda selama satu bulan, tanpa terlewat. Anda bisa mengetahui berapa besar pengeluaran dalam sebulan dan dipakai untuk apa saja. Cukup satu bulan mencatatnya, tetapi diusahakan selengkap mungkin. Supaya Anda dapat gambaran yang kumplit dan jelas.
Hasilnya, seluruh pengeluaran bulanan terurai gamblang sehingga Anda jadi tahu mana yang tidak penting tetapi menghabiskan banyak biaya, mana yang bisa dihemat dan lain-lain.

Berdasarkan catatan pengeluaran, susun prioritas dan anggaran untuk mengatur masing – masing pengeluaran yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. Tentukan mana yang hendak kita dahulukan, mana yang tidak terlalu penting.
Kuncinya, prioritas dan anggaran harus disusun dan diputuskan bersama dalam keluarga. Semuanya harus sepakat. Dengan begitu, muncul komitmen untuk menjalankannya.

Langkah selanjutnya adalah mulai mengontrol pengeluaran Anda, bahasa lugasnya Anda harus berhemat.. Mulai dari yang mudah sampai dengan yang sulit.

Pertama, mengurangi pengeluaran Anda dan pasangan. Mulai dari yang paling konsumtif dan tidak penting. Gunakan catatan pengeluaran untuk melihat mana konsumsi yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Menurut saya, penghematan sandang dan pangan yang berbau life-style yang paling signifikan. Misalnya, jalan akhir pekan ke mall bisa dikurangi dari biasanya setiap pekan menjadi dua atau tiga pekan sekali. Ngopi yang selama ini di coffee shop ternama dihemat dengan bikin kopi sendiri di kantor atau cari tempat yang lebih murah.
Kalau sudah niat, biasanya ada saja jalannya.
Yang penting, kurangi dulu konsumsi life-style. Karena dampaknya buat Anda tidak besar dan umumnya bukan hal penting karena lebih untuk tujuan pleasure.
Sebisa mungkin jangan mengurangi pengeluaran essensial, seperti investasi dan menabung. Kalau investasi sampai dikurangi, sementara konsumsi life-style dibiarkan, dampaknya negatif buat kehidupan Anda di masa depan.

Kedua, sediakan kebutuhan anak yang sesuai kemampuan. Ada banyak alternatif kualitas dan harga di pasar. Yang penting, boleh dengan kualitas terbaik (harga mahal). Namun yang tidak penting sebaiknya pilih dengan harga lebih terjangkau.
Jangan mudah terbawa emosi. Banyak hal – hal yang sebenarnya bisa dihemat.
Ambil contoh. Dibawah usia lima tahun, anak tumbuh sangat cepat, sehingga pakaian mudah berganti. Apa perlu pakaian berharga mahal? Mungkin perlu tetapi tidak perlu semuanya. Kalau ada pakaian dari anak lebih tua yang masih pantas pakai, bisa diserahkan untuk adiknya.
Begitu pula dengan mainan. Apakah harus yang harga dan kualitasnya selangit? Saat ini sudah ada pihak yang menyewakan mainan anak – anak. Bisnis ini lahir dari fakta bahwa anak – anak cepat bosan dengan mainannya.

Demikian beberapa langkah dalam mengelola pengeluaran Anda dan keluarga. Dan yang paling penting, semua rencana ini harus dilaksanakan dengan disiplin dan niat yang baik. Selamat Mencoba!

Wednesday, 8 April 2015

Pentingnya Pengelolaan Risiko

Dalam berinvestasi di pasar modal, investor dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Pergerakan naik turunnya harga pasar yang tinggi dan tidak diharapkan dapat terjadi sewaktu-waktu. Gejolak perekonomian di dalam maupun di luar negeri dapat menimbulkan pengaruh yang besar pada pergerakan harga di pasar modal. Selain itu, sentimen para investor juga mempengaruhi pergerakan harga di pasar modal.

Gejolak harga yang terjadi di pasar modal merupakan risiko yang mau tidak mau harus dihadapi para investor. Bila tidak ditangani dengan tepat dan cermat, investasi akan mengalami kerugian. Jika penurunan nilai investasi terjadi saat dana masih lama dibutuhkan, maka masih terdapat banyak waktu untuk memulihkan nilai aset yang dimiliki. Namun, apabila krisis terjadi saat menjelang dana dibutuhkan, maka risiko akan sangat sulit untuk dikendalikan. Bila tidak dikelola dengan tepat, kerugian akan menjadi hasil akhir dari investasi yang dilakukan.

Yang selanjutnya menjadi masalah, dalam mengelola investasinya, investor juga dihadapkan pada berbagai keterbatasan. Salah satu keterbatasan yang dimilikinya adalah emosi sebagai manusia. Investor cenderung untuk membeli saat harga di pasar modal tengah meningkat. Dalam hal ini, ketika harga tengah meningkat, sifat manusiawi mendorongnya untuk berinvestasi karena bayangan akan keuntungan yang dapat diperolehnya. Emosi pula yang menyebabkan investor justru keluar dari pasar dan menjual aset investasinya saat harga tengah menurun karena rasa takut bahwa harga akan terusmenerus merosot. Bahkan setelah keluar dari pasar, pengalaman akan kerugian ini menyebabkan investor merasa takut untuk kembali berinvestasi dalam jangka waktu lama. Saat ia memutuskan untuk kembali berinvestasi, harga telah berada di tingkat yang lebih tinggi.

Contoh lainnya adalah ketika investor tengah mengalami peningkatan harga dari aset investasi yang dimilikinya, sifat yang tidak pernah puas menyebabkan ia menunda untuk segera merealisasikan keuntungan dengan menjual asetnya tersebut. Yang terjadi selanjutnya, harga justru sudah kembali turun dan ia terlambat untuk menikmati keuntungan dari investasinya. Jelaslah bahwa rasa takut dan tidak pernah puas. seringkali menyebabkan investor membuat keputusan yang terburu-buru, atau sebaliknya, malah menunda keputusan.
Keterbatasan-keterbatasan lain yang dimiliki investor adalah ketiadaan waktu dan akses untuk selalu memonitor pergerakan harga di pasar modal.

Untuk itu, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu investor dalam mengelola risiko tersebut. Sistem ini harus dapat selalu memantau pergerakan harga, berjalan secara otomatis, dan tidak terpengaruh oleh emosi manusia.



ARMS sebagai Jawaban
Untuk menjawab kebutuhan investor dalam pengelolaan risiko investasi, Generali Indonesia telah menciptakan sistem manajemen risiko yang berjalan secara otomatis. Sistem ini disebut Auto Risks Management System (ARMS). ARMS memadukan berbagai metode manajemen risiko yang dijalankan secara otomatis. Dalam hal ini, metode yang dimaksud terdiri dari:
  1. Auto Balancing
  2. Auto Trading
  3. Auto Re-entry
  4. Bounce Back

Auto Balancing
Auto Balancing merupakan fitur yang berfungsi untuk menjaga komposisi Aset Portofolio Investasi sesuai dengan profil risiko yang dimiliki investor secara otomatis dan konsisten dari waktu ke waktu. Ini dilakukan melalui proses jual beli aset saat komposisi tipe aset dalam portofolio investasi tidak sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh investor.
Yang menarik, dengan Auto Balancing, investor secara konsisten akan membeli aset tertentu saat harganya rendah dan menjual aset tertentu saat harganya tinggi sehingga imbal hasil investasi yang diperoleh juga akan meningkat. Atau, dengan kata lain prinsip Buy Low-Sell High terjadi secara konsisten. Hal ini dilakukan dengan cara menjual aset yang kinerjanya lebih baik (outperforming asset) dan membeli aset yang kinerjanya lebih rendah (underperforming asset) secara bersamaan pada saat terjadi perubahan komposisi tipe aset yang tidak diinginkan
Dengan Auto Balancing, pergerakan harga masing-masing aset investasi akan dipantau setiap hari dan proses di atas akan dilakukan sesuai dengan batas toleransi yang diinginkan investor secara konsisten dan terus menerus.
Auto Trading
Auto Trading merupakan fitur yang berfungsi untuk memantau dan menjaga kinerja portofolio investasi agar konsisten dengan tujuan investasi yang dimiliki investor secara otomatis dari waktu ke waktu. Dalam berinvestasi, setelah mencapai target pengembangan dana investasi, investor harus merealisasikan keuntungannya (profit taking). Sebaliknya, saat terjadi penurunan dana investasi melebihi batas yang dapat ditoleransi, investor harus segera keluar dari pasar untuk mencegah kerugian lebih jauh (cut loss). Dengan Auto Trading, proses realisasi keuntungan atau mencegah kerugian ini berjalan secara otomatis
Pengembangan Lebih Lanjut dari Auto Trading: Profit Climbing
Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai alternatif dari Profit Taking, Auto Trading memiliki fitur Profit Climbing yang digunakan untuk membantu investor agar tidak merealisasikan keuntungannya terlalu dini di saat pasar investasi masih dapat terus tumbuh. Konsep ini dapat dianalogikan dengan seseorang yang sedang menaiki tangga di mana pada setiap anak tangganya disiapkan jaring pengaman. Orang ini dapat terus menaiki tangga tanpa henti tanpa harus takut jatuh. Saat orang ini jatuh dari anak tangga manapun, jaring pengaman telah tersedia sehingga ia tidak jatuh jauh ke dasar lantai.
Auto Re-Entry
Auto Re-entry adalah fitur di dalam Auto Trading yang berfungsi untuk menginvestasikan kembali seluruh hasil investasi yang telah direalisasikan dan/atau diamankan secara otomatis dan sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi yang dimiliki investor.
Setelah keluar dari pasar, baik karena realisasi keuntungan atau menghindari kerugian lebih jauh, investor harus menentukan kapan ia akan kembali berinvestasi. Momen terbaik untuk masuk kembali adalah saat harga instrumen investasi (yang dimiliki investor sebelum keluar dari pasar) lebih murah. Hal ini dilakukan dengan mengawasi perkembangan harga di pasar setelah investor keluar dari pasar. Bila harganya turun lebih lanjut hingga mencapai titik yang telah ditetapkan, investor sebaiknya kembali berinvestasi seperti sediakala. Dengan Auto Re-entry, proses berinvestasi kembali ini berjalan secara otomatis.
Bounce Back
Bounce Back merupakan fitur pada fasilitas investasi yang berfungsi untuk mengalokasikan kembali Nilai Investasi yang telah direalisasikan dan/atau diamankan secara otomatis melalui fitur Auto Trading, pada alokasi Jenis Dana Investasi yang ditentukan oleh nasabah, dalam suatu periode dan parameter tertentu yang ditentukan oleh Generali Indonesia.
Fungsi fitur Bounce Back hampir sama dengan fitur Auto Re-Entry, perbedaannya terletak pada parameter pengalokasian kembali nilai investasi, dimana Auto Re-Entry menggunakan parameter yang ditentukan oleh nasabah, sementara Bounce Back menggunakan parameter tertentu yang ditentukan oleh Generali Indonesia dengan menggunakan sistem dan rekomendasi berdasarkan riset tim investasi profesional. Dalam hal ini, saat parameter ini menghasilkan sinyal yang menunjukkan bahwa harga pasar investasi telah memasuki tren peningkatan, maka dana investasi akan kembali dialokasikan sesuai dengan komposisi sebelum Auto Trading terpicu.

sumber www.generali.co.id

Tabungan Pun Punya Resiko

Ada pemahaman bahwa menempatkan uang di tabungan itu aman, tanpa resiko, itu salah.  Meskipun ada jaminan dari pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) atas tabungan di perbankan, ada resiko lain dari tabungan yang sering luput dari perhatian.

Pertama, akibat keuntungan/bunga tabungan yang rendah, tujuan dari investasi sangat mungkin menjadi tidak tercapai. Misalnya, biaya pendidikan yang diperkirakan naik sekitar 20% setahun di Indonesia tidak akan mungkin dikejar oleh tabungan yang hanya memberika bunga 3% setahun. Walaupun nilai uangnya aman, tetapi jika tabungan tidak bisa merealisasikan tujuan berinvestasi,  untuk apa menempatkan dana disitu. Akibat, kenginan menghindari resiko, muncul resiko lain, yang justru lebih besar, yaitu gagalnya mencapai tujuan.
Kalau ingin mendapatkan keuntungan, maka harus berani mengambil resiko. Tidak mungkin untung tanpa adanya resiko. Pemahaman ini yang sepertinya hilang di kelas menengah.

Kedua, hilangnya daya beli uang karena bunga dari tabungan tidak cukup mengimbangi kenaikkan harga barang yang lebih tinggi. Dulu saat bunga tabungan lumayan tinggi, menaruh di tabungan atau deposito masih mendapatkan imbalan yang lebih tinggi dari laju harga barang. Sekarang, tidak lagi. Turunnya bunga tabungan membuatnya lebih rendah dari inflasi. Nilai uang di tabungan merosot digerogoti kenaikkan harga barang.

Ketiga, akibat bunga rendah, jumlah dana yang harus disisihkan untuk ditempatkan di tabungan menjadi besar, supaya bisa tetap mengejar tujuan investasi. Seringkali, ini menjadi risiko sendiri, karena tidak mudah menyisihkan uang yang lebih besar setuap bulannya. Akibatnya, alih – alih ingin aman, jumlah dana yang ditabung tidak sesuai dari seharusnya, sehingga ujungnya tujuan jadi tidak tercapai.


Dari sini, sebaiknya kita lihat kembali komposisi kepemilikan aset dan investasi kita. Kalau sebagian besar masih di tabungan, segera kaji ulang dan lakukan perubahan, sebelum terlambat. Porsi simpanan yang terlalu besar di tabungan punya risiko.

sumber : www.duwitmu.com