Monday, 18 May 2015

3 Kesalahan Pengelolaan Keuangan


Banyak orang menggunakan uang sesukanya tanpa menyadari risiko yang mungkin ditanggung jika salah mengalokasikannya. Hati-hati, kesalahan kecil saat menggunakan uang dapat menyebabkan konsekuensi yang serius.Beberapa orang dapat terhindar dari risiko tersebut jika mengubah kebiasannya. Tapi tentu saja perlu keseriusan untuk mempelajari pengelolaan uang yang tepat.
Pengusaha ternama asal Amerika Serikat (AS) David Koch mengungkapkan tiga kesalahan pengelolaan keuangan terparah yang biasa dilakukan masyarakat.

1. Tidak memiliki rencana pengeluaran
Tak peduli berapapun penghasilan Anda dalam sebulan, yang paling penting adalah mengetahui berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran. Anda harus mengetahui dengan pasti berapa jumlah yang dikeluarkan untuk menabung, berinvestasi atau melunasi utang.
Jika Anda tidak memiliki anggaran, mulailah dari sekarang. Setelah memiliki anggaran, tentukan target keuangan yang ingin dicapai dalam beberapa bulan ke depan. Dengan memiliki anggaran pengeluaran, Anda akan lebih pandai dalam mengambil keputusan finansial pribadi.

2. Pengeluaran lebih besar dari pemasukan
Hati-hati dengan memiliki kartu kredit dan keinginan yang besar untuk berbelanja, Anda dapat dengan mudah menghambur-hamburkan uang. Faktanya, kondisi tersebut dapat membuat pengeluaran Anda membengkak melebihi pemasukan.
Jika Anda terus menumpuk utang, Anda akan kesulitan melunasinya di masa depan.

3. Menganggap investasi seperti judi
Seperti kasino, banyak orang yang berharap mendapat dana cepat dengan berspekulasi di pasar saham. Sayangnya, anggapan tersebut ternyata salah besar.
Dalam berinvestasi, seringkali Anda terjerumus dalam sejumlah jebakan seperti meminjam uang terlalu banyak untuk berinvestasi. Kesalahan lain yang biasa dilakukan juga diantaranya menanamkan seluruh uang Anda dan melihat proyeksi jangka pendek.

Padahal berinvestasi tidak sama dengan berjudi. Anda hanya perlu bertahan lama di sejumlah aset yang dipahami dan merekrut profesional untuk membantu Anda mengambil keputusan.

Tuesday, 14 April 2015

BPJS atau Asuransi Kesehatan ya?

Hasil gambar untuk bpjs kesehatan

Kehadiran BPJS yang digadang bakal mengasuransikan seluruh masyarakat Indonesia sesuai amanat UU BPJS Kesehatan. BPJS sendiri dalam prakteknya menawarkan perlindungan memadai dengan biaya premi murah. Lalu, apakah masih perlu punya asuransi kesehatan swasta?’ Menurut Rio Quiserto (Duwitmu.com), untuk menjawab pertanyaan tersebut masyarakat perlu mempertimbangkan beberapa perbedaan antara BPJS dan asuransi kesehatan swasta sebagai berikut:

#1 Rumah Sakit
BPJS hanya bisa digunakan di rumah sakit yang sudah kerjasama. Rumah sakit swasta banyak yang belum kerjasama dengan BPJS. Kalau tidak kerjasama, peserta tidak bisa menggunakan jaminan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Memang untuk kondisi gawat darurat, BPJS memperbolehkan perawatan di rumah sakit yang belum kerjasama. Setelah kondisi gawat darurat diatasi, peserta akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS. Tentu saja, kriteria gawat darurat dari BPJS harus dipenuhi.
Ini berbeda dengan asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan pada dasarnya menerima klaim dari semua rumah sakit, termasuk yang belum kerjasama. Bedanya, kalau belum kerjasama, pembayaran klaim dilakukan cara reimbursement (peserta membayar duluan), sedangkan yang sudah kerjasama, pembayaran cukup dengan kartu (cashless).

#2 Sistem Berobat
Dalam BPJS berlaku sistem rujukan berjenjang. Peserta harus datang dulu ke fasilitas kesehatan (faskes I) tingkat pertama, yaitu puskesmas, klinik atau dokter keluarga, yang sudah ditunjuk oleh BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama mendiagnosa dan memberikan rujukan kepada peserta untuk ke rumah sakit yang kerjasama dengan BPJS.
Keputusan rujukan sepenuhnya ditangan faskes tingkat I. Bukan di tangan peserta. Walaupun peserta ingin dirujuk ke rumah sakit tertentu, mungkin karena langganan dengan dokternya, selama fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak memberikan, maka tidak bisa.
Dalam asuransi kesehatan tidak ada sistem rujukan berjenjang. Peserta bisa langsung ke rumah sakit mana saja untuk rawat inap. Prosesnya jauh lebih sederhana dan cepat.

#3 Besarnya Iuran
Dibandingkan premi asuransi kesehatan swasta, iuran BPJS sangat murah, maksimm sekitar Rp60 ribu per bulan per orang.
Sementara premi asuransi kesehatan murni (tanpa investasi, premi hangus) paling tidak tarifnya Rp 300 sd Rp 500 rb per orang per bulan. Apalagi kalau asuransi yang digabung dengan investasi (unit link), preminya bisa lebih mahal lagi, bisa 800 sd 1 juta per orang per bulan.
Premi BPJS berlaku tarif yang sama untuk semua umur, jenis kelamin serta status merokok. Ini berbeda dengan asuransi kesehatan. Dalam asuransi kesehatan, semakin tua umur, premi akan makin mahal. Ada pula perbedaan premi antara laki dan perempuan serta status merokok.

#4 Pre – Existing Condition
Jika punya penyakit bawaan (pre-exisiting condition), apa penyakit tersebut ditanggung oleh asuransi?Tidak.
Sementara asuransi kesehatan tidak serta merta mau menanggung penyakit bawaan. Mereka biasanya mencari  jalan tengah, yaitu menerima pre-exisiting condition dengan syarat baru ditanggung 2 tahun sejak masuk sebagai peserta asuransi.
Bagaimana BPJS?
BPJS tidak mengenal pre-existing condition. Semua penyakit ditanggung, termasuk penyakit yang sudah ada sebelum peserta bergabung dengan BPJS. Karena itulah BPJS tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan (medical check up) saat pendaftaran BPJS.

#5 Manfaat Kesehatan
Selain rawat inap, BPJS menyediakan manfaat rawat jalan, kehamilan dan melahirkan, dan optik. Bahkan persalinan dengan operasi caesar ditanggung oleh BPJS.
Umumnya, asuransi kesehatan hanya menyediakan rawat inap. Kalaupun ada yang memberikan tambahan fasilitas, preminya selangit. Misalnya, asuransi kesehatan yang menyediakan rawat jalan, tidak mengganti 100%, karena nasabah harus membayar sendiri sebagian biaya.

Kesimpulan

Setelah melihat perbandingan ini, kita melihat bahwa BPJS dan asuransi kesehatan swasta memiliki kelebihan sendiri. Ada beberapa opsi yang bisa dipilih.
1 - BPJS + Asuransi Kesehatan. Idealnya punya BPJS dan Asuransi Kesehatan. Keduanya saling melengkapi. Namun pilihan ini tentu mengakibatkan biaya asuransi keluarga menjadi lebih mahal.
2 - Asuransi Kesehatan. Kecepatan, kemudahan dan fleksibilitas  itu yang utama dalam proses berobat. Keterbatasan pilihan rumah sakit merupakan kendala serius buat saya karena pindah dokter tidak mudah. Makanya, asuransi kesehatan dipilih.
3 - BPJS. Jika budgetnya terbatas, karena premi asuransi kesehatan yang mahal, BPJS adalah pilihannya. Memiliki jaminan kesehatan adalah hal wajib karena biaya berobat yang mahal dan semakin mahal. Harapannya proses di BPJS bisa semakin baik.



Thursday, 9 April 2015

Bijak Mengelola Pengeluaran


Bagaimana caranya mengelola pengeluaran? 
Yang harus Anda lakukan adalah mencatat semua pengeluaran Anda selama satu bulan, tanpa terlewat. Anda bisa mengetahui berapa besar pengeluaran dalam sebulan dan dipakai untuk apa saja. Cukup satu bulan mencatatnya, tetapi diusahakan selengkap mungkin. Supaya Anda dapat gambaran yang kumplit dan jelas.
Hasilnya, seluruh pengeluaran bulanan terurai gamblang sehingga Anda jadi tahu mana yang tidak penting tetapi menghabiskan banyak biaya, mana yang bisa dihemat dan lain-lain.

Berdasarkan catatan pengeluaran, susun prioritas dan anggaran untuk mengatur masing – masing pengeluaran yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. Tentukan mana yang hendak kita dahulukan, mana yang tidak terlalu penting.
Kuncinya, prioritas dan anggaran harus disusun dan diputuskan bersama dalam keluarga. Semuanya harus sepakat. Dengan begitu, muncul komitmen untuk menjalankannya.

Langkah selanjutnya adalah mulai mengontrol pengeluaran Anda, bahasa lugasnya Anda harus berhemat.. Mulai dari yang mudah sampai dengan yang sulit.

Pertama, mengurangi pengeluaran Anda dan pasangan. Mulai dari yang paling konsumtif dan tidak penting. Gunakan catatan pengeluaran untuk melihat mana konsumsi yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Menurut saya, penghematan sandang dan pangan yang berbau life-style yang paling signifikan. Misalnya, jalan akhir pekan ke mall bisa dikurangi dari biasanya setiap pekan menjadi dua atau tiga pekan sekali. Ngopi yang selama ini di coffee shop ternama dihemat dengan bikin kopi sendiri di kantor atau cari tempat yang lebih murah.
Kalau sudah niat, biasanya ada saja jalannya.
Yang penting, kurangi dulu konsumsi life-style. Karena dampaknya buat Anda tidak besar dan umumnya bukan hal penting karena lebih untuk tujuan pleasure.
Sebisa mungkin jangan mengurangi pengeluaran essensial, seperti investasi dan menabung. Kalau investasi sampai dikurangi, sementara konsumsi life-style dibiarkan, dampaknya negatif buat kehidupan Anda di masa depan.

Kedua, sediakan kebutuhan anak yang sesuai kemampuan. Ada banyak alternatif kualitas dan harga di pasar. Yang penting, boleh dengan kualitas terbaik (harga mahal). Namun yang tidak penting sebaiknya pilih dengan harga lebih terjangkau.
Jangan mudah terbawa emosi. Banyak hal – hal yang sebenarnya bisa dihemat.
Ambil contoh. Dibawah usia lima tahun, anak tumbuh sangat cepat, sehingga pakaian mudah berganti. Apa perlu pakaian berharga mahal? Mungkin perlu tetapi tidak perlu semuanya. Kalau ada pakaian dari anak lebih tua yang masih pantas pakai, bisa diserahkan untuk adiknya.
Begitu pula dengan mainan. Apakah harus yang harga dan kualitasnya selangit? Saat ini sudah ada pihak yang menyewakan mainan anak – anak. Bisnis ini lahir dari fakta bahwa anak – anak cepat bosan dengan mainannya.

Demikian beberapa langkah dalam mengelola pengeluaran Anda dan keluarga. Dan yang paling penting, semua rencana ini harus dilaksanakan dengan disiplin dan niat yang baik. Selamat Mencoba!